erwinkallonews.com – Sejumlah pengembang diketahui akan meluncurkan beberapa proyek kondominium baru di tahun 2024. Salah satunya proyek Oasis Central Sudirman yang akan launching sebanyak 335 unit.
Associate Director Research & Consultancy Services Leads Property Martin Samuel Hutapea dalam Property Market Insight Q4 20243, mengatakan bahwa pasar kondominium di kuartal keempat tahun 2023 juga memiliki pasokan kumulatif di angka 259.172 unit, jumlah ini tumbuh sedikit sebesar 0,1 persen secara tahunan.
“Kondisi demikian disebabkan oleh suatu kondisi dimana pengembang lebih berfokus pada menyerap permintaan ketimbang ekspansi ke pengembangan proyek baru karena lebih beresiko sehubungan dengan masih sulitnya di sektor ini untuk menyerap permintaan,” ujar Martin dalam keterangannya, Kamis (11/1).
Dalam laporan tersebut, di kuartal IV hanya mencatat permintaan kondominum sebesar 260 unit. Secara tahunan, total permintaan tercatat sebesar 1.044 unit di tahun 2023. Angka ini termasuk kecil jauh sebelum pandemi, permintaan tahunan bisa lebih dari 3.00 unit per tahun.
“Kondisi ini mengindikasikan bahwa insentif PPN yang diberikan pemerintah belum berdampak secara signifikan ke sektor kondominiumm,” imbuh Martin.
Perkembangan permintaan yang kecil di kuartal IV 2023, tingkat penjualan juga berada di angka 82,7 persen atau naik 0,1 poin dari kuartal sebelumnya. Meski meningkat 0,3 poin secara tahunan, masih terdapat 44.800 unit kondominium yang belum terjual di Jakarta.
“Dapat dikatakan bahwa sektor kondominium ini, sudah mencapai titik puncak dimana harga akan sulit bergerak naik secara signifikan, melainkan lebih stabil. Kalaupun ada pergerakan naik, hanya sekitar 1-2 persen per tahun saja,” jelasnya.
Dari segi harga jual rata-rata kondominium di CBD Jakarta, saat ini mencapai Rp56,5 juta per m2 dan di prime area di luar CBD mencapai Rp47,1 juta per m2. Pengembang masih tetap menawarkan gimmik agar menarik pembeli meskipun tren permintaan sedang menurun. Dengan adanya insentif PPN hingga 2024 kemungkinan akan mendorong beberapa pengembang untuk cepat merampungkan proyek mereka agar pembeli dapat menikmati insentif tersebut.
“Tertekannya Rupiah/ USD hingga Rp 15.600-an, maka proyek baru yang akan dilaunching harus mengantisipasi tingginya harga konstruksi, karena sebagian komponen merupakan barang import,” jelasnya.
sumber : propertiindonesia.com