Erwinkallonews.com, JAKARTA – PT Ciputra Surya Tbk. mengantongi Rp1,2 triliun dari hasil pemasaran rumah tapak dari proyek reklamasi Centre Point of Indonesia (CPI) di Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan. Perolehan tersebut didapat dari penjualan yang dilakukan sejak 2015 dengan nilai Rp1 triliun dan tahun ini hanya Rp200 juta.
Direktur Utama PT Ciputra Surya Tbk. (CTRS) Harun Hajadi mengatakan sebenarnya perusahaan menargetkan penjualan hingga Rp500 miliar. Namun, menurutnya, daya beli masyarakat dan investor di seluruh wilayah Indonesia cenderung belum stabil.
Harun menuturkan saat ini perseroan masih memasarkan rumah tapak kelas menengah atas dengan harga di atas Rp1 miliar. Menurutnya, bagi konsumen yang berminat dapat melakukan pembayaran komitmen jadi sebesar 20%.
“Sejauh ini kami melihat pembeli datang dari investor Makassar dan sekitarnya. Kami akan melihat kondisi pasar ke depan, saat ini kami masih fokus pasarkan rumah tapak pada tahap pertama pembangunan di atas lahan seluas 100 hektare,” katanya di Jakarta, Kamis (29/12/2017).
Harun menuturkan selanjutnya perusahaan akan mulai melakukan proses reklamasi pada April 2017. Awalnya, perusahaan menjadwalkan untuk memulai pada akhir November lalu tetapi terdapat sejumlah kendala lapangan yang menghambat.
Kendala tersebut yakni izin pengambilan pasir di area belum tuntas dan izin pembersihan ranjau yang baru akan dilaksanakan pada akhir Desember ini. Pasalnya, pembersihan ranjau merupakan syarat prosedural yang harus diberikan pada PT Boskalis International Indonesia sebagai kontraktor.
Pembersihan ranjau wajib dilakukan pada kawasan tersebut mengingat Makassar dan sekitarnya merupakan daerah yang cukup ramai pada masa perang dunia II. Kegiatan ini akan langsung dikerjakan oleh Angkatan Laut Indonesia.
“Pengerjaan reklamasi akan memakan waktu delapan sampai sembilan bulan kemudian ada proses sterilisasi seperti pendiaman hingga setahun, baru setelah itu dapat dilakukan pembangunan proyek,” ujar Harun.
Sebelumnya, Ciputra Group menetapkan Makassar sebagai salah satu kota utama tujuan pengembangan investasi properti jangka panjang, menimbang tingginya potensi bisnis kota tersebut. Makassar, bagi perusahaan adalah kota yang seksi untuk pengembangan bisnis properti.
Tingginya pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan yang jauh di atas rata-rata nasional atau sekitar 9% per tahun dalam 10 tahun terakhir sehingga menjadikan kota tersebut sangat potensial bagi pengembangan hunian jangka panjang.
Total proyek reklamasi CPI mencapai 157,23 hektare dengan tahap pertama mencakup 106,41 hektare. Proyek tahap pertama akan diselesaikan dalam 24 bulan dengan total investasi mencapai Rp3,5 triliun, tetapi secara keseluruhan proyek ini akan selesai sampai 12 tahun ke depan.
Harun mengatakan, Proyek tersebut merupakan inisiatif pemerintah daerah Sulawesi Selatan dan Wali Kota Makassar yang ditawarkan kepada swasta. Namun, dengan syarat penyerahan 50,57 hektare kepada pemerintah.
“Pemprov Sulsel ini sangat inovatif, karena hanya di sini proyek reklamasi yang dikerjakan swasta dengan izin dari pemprov. Biasanya pemerintah hanya beri izin, kami akan prioritaskan porsi pemerintah dan akan kami serahkan Maret 2018,” katanya.