Erwinkallonews – Indonesia menjadi salah satu dari 100 negara yang memiliki pertumbuhan positif untuk harga hunian tipe premium. Pertumbuhan harga ini diperkirakan akan terus berlanjut tahun ini. Bahkan properti mewah di Indonesia diincar para orang kaya di Australia dan Korea Selatan.
Laporan The Wealth Report ini juga menunjukkan bahwa Indonesia menjadi salah satu dari 10 negara pilihan bagi para High Net Worth Individuals (HNWIs) atau orang kaya di Australia dan Korea Selatan untuk membeli rumah.
Indonesia juga tercatat memiliki harga residensial yang menarik sebagai target investasi properti mewah. Laporan juga mencatat bahwa di 2022, harga hunian premium di Indonesia sudah kembali menguat.
Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat mengatakan pertumbuhan harga hunian premium di Indonesia saat pandemi memang sempat terkoreksi, namun di 2022 harga kembali menguat.
“Hal ini menunjukkan adanya ketertarikan para investor untuk berbelanja di pasar premium residensial Indonesia,” jelasnya dalam laporan dikutip Kamis, 16 Maret 2023.
Transaksi properti di Asia Pasifik
Menurut The Wealth Report, Hong Kong, Singapura, dan Sydney menjadi kota tujuan investasi utama bagi orang kaya di dunia dengan transaksi properti ultra-prime (di atas USD25 juta atau setara Rp385 miliar) pada 2022 yang lebih baik daripada pasar global lainnya.
Sebanyak 345 transaksi terjadi pada penjualan super-prime (di atas USD10 juta atau Rp154 miliar) dan 53 transaksi untuk ultra-prime (di atas USD25 juta atau Rp385 miliar) di kota-kota ini.
Head of Research Knight Frank Asia-Pasifik Christine Li mengatakan tahun ini menjadi titik balik yang sangat penting bagi sektor properti di kawasan Asia Pasifik, di mana menjadi tahun perubahan ‘permacrisis’.
Menurut kamus Bahasa Inggris Collins, permacrisis adalah periode ketidakstabilan dan ketidakamanan yang berkepanjangan.
Di 2023, sebanyak 45 persen HNWIs di kawasan Asia Pasifik diperkirakan akan mengalami peningkatan kekayaan dibanding 2022 yang hanya sebesar 25 persen. Optimisme ini didorong oleh perbaikan nilai aset, keyakinan akan adanya perubahan nilai, dan juga harapan akan membaiknya situasi ekonomi di kawasan Asia Pasifik.
Pencabutan kebijaksanaan Zero-Covid di Tiongkok juga memperkuat prospek pasar perumahan di kawasan Asia Pasifik ini. Meskipun ada tekanan inflasi, efek positifnya akan lebih besar akibat pertambahan arus perdagangan dan supply chain yang lebih efisien seiring dengan waktu.
“Dengan normalisasi arus modal, kami percaya kalau para investor akan mendaur kesempatan di kondisi pasar yang masih lemah sekarang ini,” ungkapnya.
Sumber : medcom.id