JAKARTA, KOMPAS.com – Hadirnya Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) disebut bisa memberikan alternatif transportasi untuk masyarakat yang ingin bepergian dengan cepat, aman dan nyaman. Melansir laman resmi Kereta Api Indonesia (KAI), Rabu (3/8/2022), satu rangkaian KCJB akan terdiri dari 8 kereta berkapasitas 601 pelanggan.
Kelas pelayanan KCJB akan terbagi menjadi VIP Class sebanyak 18 penumpang, First Class sebanyak 28 penumpang dan Second Class sebanyak 555 penumpang. Tarif yang akan dikenakan berkisar antara Rp 250.000-Rp 350.000. Akan tetapi, harga tersebut masih terus dikaji dalam berbagai aspek. VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, kecepatan maksimal yang bisa ditempuh KCJB adalah 350 kilometer per jam.
“Kecepatan maksimal yang dapat ditempuh KCJB yaitu 350 kilometer per jam dengan waktu tempuh Jakarta-Bandung atau sebaliknya yaitu 36-45 menit saja,” kata Joni Rancangan kereta cepat berjenis KCIC400AF terinspirasi dari satwa khas Indonesia yaitu komodo, dengan warna dominan merah dan putih.
Di bagian kursi terdapat sentuhan motif mega mendung khas Cirebon karena sebagian besar lintasan KCJB melintasi wilayah Jawa Barat. Sementara itu, usulan KAI soal penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2023 untuk memperkuat penyelesaian proyek KCJB sebesar Rp 4,1 triliun telah disetujui Komisi VI DPRI RI pada 4 Juli 2022. Dukungan ini disebut sangat penting bagi KAI untuk menyelesaikan proyek KCJB melalui PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) di tengah pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir.
Saat ini, progres investasi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah mencapai 85 persen dengan progres fisik mencapai 76 persen. KCJB akan beroperasi di jalur ganda sepanjang 142,3 kilometer dan akan berhenti di 4 stasiun, yaitu Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar.
Diharapkan tes dinamis KCJB dapat dilakukan pada November 2022 yang bertepatan dengan penyelenggaraan Presidensi G20. “KAI berkomitmen untuk menuntaskan penugasan ini dengan menerapkan prinsip good corporate governance (GCG) guna memberikan layanan transportasi kereta cepat yang akan hadir pertama kali di Indonesia ini,” kata Joni. KCJB juga diharapkan bisa menjadi momentum agar dapat terealisasi transportasi modern lain di Indonesia.