RumahCom – Pemerintah terus mencari cara untuk mendekatkan kalangan pekerja dengan fasilitas huniannya. Salah satunya dengan mendorong pengembangan TOD sehingga hunian tidak perlu dekat di pusat kota tapi aksesibilitas bisa dijangkau dengan mudah menggunakan transportasi publik.
Infrastruktur akan terus mendorong harga lahan yang membuat harga rumah di wilayah tertentu dipastikan akan terus naik harganya. Hal ini yang membuat hunian di perkotaan semakin sulit dijangkau oleh mayoritas kalangan pekerja karena berada di kawasan perkotaan tentunya harga yang dipasarkan juga sangat tinggi.
Peningkatan harga rumah juga tidak bisa dikejar oleh peningkatan penghasilan mayoritas pekerja. Inilah yang membuat pemerinitah terus mengembangkan berbagai opsi pembiayaan maupun strategi lain untuk bisa menyediakan saranna hunian yang layak dan terjangkau bagi kalangan pekerja.
Menurut DIrjen Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Iwan Suprijanto, konsep hunian vertikal, rumah susun (rusun), atau apartemen di perkotaan bisa menjadi solusi karena mengoptimalkan lahan yang terbatas untuk dibangun unit hunian yang lebih banyak sehingga harganya juga kian terjangkau.
Namun di sisi lain, harga lahan yang tinggi menyulitkan unit apartemen di kota-kota besar bisa dipasarkan dengan harga yang terjangkau. Akhirnya unit apartemen yang dipasarkan tetap menyasar segmen menengah ke atas yang akhirnya hanya bisa dijangkau oleh kalangan tertentu.
“Situasi ini membuat program rumah subsidi semakin jauh dan kalangan pekerja terkendala dengan biaya transportasi maupun lifestyle yang tidak sehat karena sebagian waktunya dihabiskan di jalan dari rumah ke tempat kerja. Kita harus terus mencari strategi lain untuk memenuhi kebutuhan hunian khususnya bagi segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),” ujarnya.
Alternatif lain yang bisa dihadirkan yaitu mengintegrasikan sarana hunian dengan penyediaan transportasi publik atau yang umum disebut konsep transit oriented development (TOD). Dengan konsep TOD ini kendati huniannya jauh dari tempat kerja namun ada sarana transportasi publik yang cepat dan murah untuk memudahkan mobilitas para penghuni.
Konsep TOD juga bisa menjadi solusi untuk ketersediaan lahan yang makin terbatas di perkotaan. Dengan pembangunan proyek infrastruktur dan transportasi publik yang dikerjakan pemerintah, setiap kerumunan maupun simpul-simpul kepadatan penduduk kemudian dibangun konsep TOD bisa menjadi solusi hunian sekaligus mengurangi traffic dari lalu-lalang kendaraan pribadi.
“Konsep-konsep seperti ini yang akan terus didorong oleh pemerintah dengan membuat pilot project di stasiun, terminal, maupun simpul-simpul kepadatan lainnya. Beberapa perusahaan BUMN seperti Perum Perumnas, Kereta Api Indonesia, Adhi Commuter Properti telah ditunjuk untuk mengembangkan konsep TOD,” imbuhnya.