Pemindahan ibukota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur tidak lantas membuat potensi di Jakarta berkurang. Jakarta hanya akan kehilangan status ibukota negara sementara kotanya masih tetap menjadi pusat bisnis dan perekonomian selain berbagai potensi lainnya.
Pemerintah terus mematangkan rencana pemindahan Ibukota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur. Desain dan hal teknis lainnya terkait istana negara, kantor-kantor pemerintahan, fasilitas kawasan, hingga berbagai fungsi properti lainnya juga telah masuk tahapan desain finalisasi.
Selama ini Kota Jakarta selain sebagai ibukota negara juga merupakan pusat pemerintahan, kegiatan ekonomi-bisnis, sosial, dan sebagainya. Dengan IKN dipindahkan ke Kalimantan Timur, apakah akan berpengaruh terhadap value maupun potensi pengembangan sektor properti di Jakarta?
Menurut Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia (CII) Ferry Salanto, Jakarta hanya akan kehilangan status sebagai ibukota namun fungsi-fungsi yang lainnya akan tetap dan tidak akan begitu saja menghilang atau menurun karena ada begitu banyak kegiatan maupun populasi yang juga besar.
“Dengan pindahnya ibukota negara ke Kalimantan Timur status Jakarta tetap menjadi kota komersial dan ini yang akan menjadi landasan untuk sektor properti tetap berkembang di Jakarta. Aktivitas bisnis di Jakarta juga tetap besar dan aktivitas itu setidaknya tidak serta-merta bisa berubah setidaknya untuk periode 10 tahun mendatang,” ujarnya.
Jakarta juga akan tetap memiliki banyak daya tarik lain selain fungsi ibukotanya yang menghilang. Daya tarik utamanya tetap dari para pelaku bisnis dan bukan hanya itu, Jakarta juga telah menyediakan banyak sarana maupun fasilitas sosial, hiburan, kuliner, maupun tempat-tempat wisata yang menarik.
Di sisi lain, pengembangan IKN di wilayah baru nanti juga membutuhkan proses untuk berkembang. Artinya, kawasan yang dijadikan wilayah IKN nanti juga tidak akan serta-merta melonjak nilai propertinya karena semua akan berjalan secara bertahap seiring perkembangan berbagai sarana yang akan dibangun nantinya.
Kendati saat ini sudah mulai banyak pengembang yang memiliki lahan dan bersiap mengembangkan proyeknya di sana, situasinya tidak akan terjadi lonjakan karena properti harus berjalan sesuai prosesnya. Kita juga bisa belajar dari negara-negara lain yang memindahkan ibukotanya.
“Malaysia itu memiliki dua ibukota yaitu di Kuala Lumpur dan Putra Jaya. Nyatanya di Putra Jaya perkembangannya juga biasa-biasa saja sementara Kuala Lumpur terus berkembang karena banyak aktivitas bisnis yang dilakukan di sini selain berbagai fasilitas yang sudah sangat lengkap,” tuturnya.
Sumber: Rumah.com