Erwinkallonews.com, Cibubur – Di tengah pasar properti yang belum recovery (pulih) benar, sejumlah pengembang tetap optimis, pasar perumahan akan segera membaik, meski belum dalam waktu dekat. Salah satu yang ditenggarai penyebab lambatnya pergerakan pasar properti saat ini adalah masih memanasnya isu-isu politik, hukum, dan keamanan di tanah air.
Namun hal ini tidak mengecilkan harapan para pengembang, sebab gencarnya pembangunan infrastruktur di era Pemerintahan Jokowi, terutama sarana jalan dan transportasi berdampak sangat positif dalam menggairahkan pasar properti, salah satunya di jalan poros Cibubur – Cileungsi.
Di samping itu, menurut Chief Executive Officer (CEO) Harvest City Hendry Nurhalim, sebagai kebutuhan dasar manusia (papan), permintaan akan tempat tinggal dan ruang usaha pasti terus meningkat. Saat ini saja backlog perumahan (kebutuhan tempat tinggal yang belum terpenuhi) di Indonesia diperkirakan sudah mencapai 13 juta unit rumah, dan itu akan terus bertambah. Tentunya, ini menjadi peluang besar bagi para pebisnis properti.
“Kami sendiri sangat optimis, bisnis sektor properti akan mengalami jaman keemasannya. Kita tinggal tunggu momentumnya saja, selain infrastruktur dikebut, bunga KPR pun semakin murah single digit ,” kata Hendry Nurhalim.
Terlepas dari itu, kenyataannya realisasi penjualan rumah dan ruko Harvest City sendiri di semester pertama 2017, kata Hendry, cukup menggembirakan, yaitu sudah mencapai lebih dari Rp250 miliar. Dan ia yakin target sales Harvest City sebesar Rp 400 miliar di tahun ini akan tercapai.
Naik Kelas
Berangkat dari optimisme itu, Hendry mengatakan, di tahun 2018 pihaknya akan “meng-upgrade” segmen pasar yang dibidiknya. “Di tahun depan Harvest City direncanakan akan naik kelas, dari segmen yang dibidik menengah bawah, menjadi segmen kelas menengah atas. Jadi tahun depan kami lebih fokus pada pembangunan rumah –rumah dan fasilitas kelas real estate dan semi real estate,” ungkap Hendry.
Di samping prediksi pasar properti akan membaik, lanjut Hendry, keputusan ini diambil juga mengingat, Harvest City memiliki lahan perumahan skala kota terbesar di sepanjang Jalur Transyogi (1.050 hektar), sehingga pengembangannya dapat dilakukan secara sustainable (berkelanjutan). Hal ini juga didukung oleh kesiapan infrastruktur, akses jalan, dan fasilitas di Harvest City sudah sangat memadai. Sekarang ini sudah ada akses jalan tembus Cibubur – MM2100 Cibitung, ditambah lagi di tahun 2018 JORR 2 (Jakarta Outer Ring Road) dan LRT (Light Rail Transit) akan beroperasi.
Hendry menyatakan, saat ini Harvest City sudah merancang new masterplan baru berubah sebagai penyesuaian pembangunan infrastruktur jalan dan transportasi yang dikembangkan Pemerintah Pusat. Salah satunya, JORR 2 (Cimanggis – Cibitung) yang aksesnya akan terkoneksi dengan Harvest City, melalui Jalan Arteri yang membelah kawasan tersebut.
“Kami juga akan memperlebar jalan-jalan utama, menambah fasilitas-fasilitas kota, supermarket, sekolah, tempat ibadah, sarana rekreasi (Hobbit Hill), sarana olah raga dan lain sebagainya.
Di semester 2 tahun ini kami gencar melakukan revitalisasi kawasan, sehingga 2018 kita benar-benar siap naik kelas untuk membangun rumah-rumah kelas real estate,” tegasnya.
Tambah Eco Village , Harvest City Optimis Penjualan Naik 25 Persen
Momentum
Sementara itu, Marketing Manager Harvest City Leonard Suprijatna mengatakan, rencana Harvest City untuk konsentrasi pada pembangunan rumah-rumah berkualias real estate dan semi real estate ini tentunya akan berdampak harga yang ditawarkan. Kalau sekarang ini, harga rumah di Harvest City masih sangat terjangkau mulai dari Rp250 jutaan, maka di 2018 dan 2019 diperkirakan akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
“Sebenarnya ini momentum yang tepat bagi konsumen yang memang sudah berencana membeli rumah di budget Rp250 jutaan – Rp800 jutaan, untuk segera merealisasikan tahun ini. Sebab dengan rumah harga Rp250 jutaan, mereka akan mendapatkan infrastruktur dan fasilitas kota perumahan kelas menengah atas, serta jaminan investasi yang terus berkembang” ujar Leonard.
Menurut Leonard, beberapa cluster kelas real estate yang ditawarkan selama ini, diantaranya Sweet Alba dan Rosaline dengan harga mulai dari Rp350 jutaan hingga di atas Rp800 jutaan, terserap pasar dengan baik. Ini pula salah satu alasan utama Harvest City yakin, “bermain” di kelas real estate.
“Tahun ini, Harvest City membuka 3 cluster residensial baru sekaligus yaitu: Sakura Daisuki, Sakura Emiko, dan Sweet Alba. Kami akan berkonsentrasi menghabiskan cluster-cluster tersebut. Untuk Sweet Alba dengan kisaran harga Rp450 jutaan hingga Rp800 jutaan, dari 250 unit sudah terjual sekitar 15 persen,” jelas Leonard.
Leonard optimis, Cluster Sweet Alba akan habis di tahun ini, dan tahun depan akan di-launching cluster penggantinya. Di awal tahun 2018, Harvest City berencana merilis 4 cluster baru dengan peningkatan kualitas dan harga, ditambah dengan 1 cluster premium.
Reza Gantara/Erwinkallonews.com